"A—apa? Kau hamil?" Noah tertegun, tak percaya dengan apa yang ia dengar. Untuk sesaat, otaknya mengalami semacam lagging, kemampuan berpikirnya seperti menurun.
"Ini tidak mungkin," desisnya. Noah mulai menolak kenyataan.
"Apanya yang tidak mungkin?" Anya merasa sangat marah dengan perkataan Noah.
"M-maksudku secepat ini?" Noah mengernyitkan dahinya.
"Aku tidak pernah tidur dengan lelaki manapun selain dirimu!" Anya memekik keras.
"Aku tahu, Anya. Maafkan aku, bukan begitu maksudku. Aku, aku tadi hanya terlalu syok saja. Hmmm, sudah berapa bulan kata dokter?" tanyanya kemudian meraih jemari Anya dan meremasnya pelan.
"Dua Minggu, kandunganku masih sangat muda. Dan Dokter menyarankan padaku untuk banyak beristirahat, oleh sebab itu, mulai besok aku akan berhenti bekerja saja," jelas Anya.
"Duduklah dulu, sayang. Apa kau mau minum sesuatu?" tanya Noah.
"Boleh, bagaimana kalau cokelat hangat? Apa kau punya itu di rumahmu?"