"Eh, Mbak Cesile mau ke mana? Jangan turun, jahitannya nanti lepas. Ayo tidur saja, jangan banyak bergerak."
"Maaf, Dokter!"
Sepertinya, bukan waktunya dia untuk pergi saat ini. Karena memang keadaannya harus benar-benar pulih terlebih dahulu.
"Mungkin tidak sekarang, tapi nanti setelah aku pulih. Aku akan pergi." Ucapnya dengan penuh kekesalan. Tidak lama kemudian, Regi datang untuk menjenguk Cesile dan anaknya.
"Cesile, ini anak kita."
"Dia laki-laki." Terangnya.
"Oh, baguslah. Anak Luna juga laki-laki."
"Aku tidak ingin tahu." Ucap Cesile dengan menatap langit-langit dengan tatapan kosong. Regi hanya diam, dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Yang jelas, saat itu dia ingin mengucapkan selamat tinggal pada Cesile.