"Sayang, kamu kok belum tidur juga? Kamu kenapa?" Peluk Abian dari belakang ketika melihat Rara masih berdiri di depan Jendela yang terbuka. Terlihat bulan bersinar terang di luar kala itu jam 9 malam. Rara tampak diam dan terus mengelus perutnya yang membuncit.
"Tidak apa-apa, aku hanya memikirkan Atta. Ternyata dia sudah besar juga ya!"
"Ya namanya juga semakin lama semakin besar, masa semakin kecil. Oh iya, sejak tadi aku tidak lihat atau dengar suara Atta. Di mana dia?"
"Mungkin dia lagi kencan sama pacarnya."
"Apa? Dia kencan? Dia sudah punya pacar." Ucap Abian sembari terkekeh.
"Haha, itu lah yang aku pikirkan sejak tadi. Ternyata dia sudah besar juga. Tapi aku tidak tahu dengan siapa dia berpacaran. Semoga saja anak itu anak baik-baik."
"Aku yakin, Atta itu pintar dalam pelajaran. Dia juga pasti bisa menemukan gadis yang baik, pintar, cantik, dan sempurna untuk diri Atta."
"Aku sih berharap seperti itu. Semoga saja." Ucap Rara.