"Sayang, aku pengen yang anget-anget malam ini." Ujar Rara dengan sangat manja dan bergelayut di bahu Abian saat itu.
"Hem, sini aku peluk!" Balas Abian dan memeluk erat tubuh sang istri yang tengah manja-manjanya di kehamilannya saat ini.
"Ih, kok peluk sih? Perut aku yang pengen, bukan tubuh aku."
"Kan sama saja, perut kamu juga ada di tubuh kamu bukan? Hehe!"
"Nyebelin ah!" Ucap Rara dengan cemberut.
"Hehe, iya, iya. Kamu mau apa, sayangku, cintaku!"
"Aku mau bakso." Ucapnya singkat namun penuh harap.
"Hehe, iya. Aku belikan sekarang ya! Aku siap-siap dulu."
"Aku ikut!"
"Loh, kok ikut? Kamu di rumah saja. Hanya sebentar kok."
"Tidak, pokoknya aku mau ikut. Aku ingin datang di tempat bakso langganan aku itu."
"Hem, iya, iya. Sudah deh, pokoknya kalau nyonya sudah minta sesuatu harus di turuti."
"Iya dong. Kalau tidak nanti aku marah nih!"
"Ya sudah, ayo kita berangkat. Nanti keburu malam."
"Oke!"