"Oke, baik lah. Kabar aku sekarang ya seperti ini, seperti yang kamu lihat. Dan aku juga sudah menikah. Pertama kali aku lihat kamu tadi, aku kira kamu bakal marah atau tidak mau bicara lagi sama aku. Kenyataannya kejadian puluhan tahun lalu membuat kamu untuk tidak dendam. Maafkan aku ya, Ra. Aku belum sempat minta maaf sama kamu di tahun terakhir kamu di penjara lagi."
"Bagi aku masa lalu itu tidak penting, karena bagaimana pun aku tetap harus lupakan dan jalani kehidupan baru bukan?"
"Hem, iya. Kamu benar, Ra! Aku turut prihatin dengan kabar kamu belakangan ini ya. Aku menyesal sudah membiarkan Adel lakukan kejahatan itu sama keluarga kamu."
"Sudahlah, dia sudah tenang dan tidak akan pernah ganggu aku lagi kok. Oh iya, siapa istri kamu?"
"Kamu kenal kok dengan istriku. Kami sudah punya anak dua."
"Waw, siapa?"
"Tania. Semenjak dia berubah lebih baik, aku beranikan diri untuk menikah dengan dia."
