"Jadi, maksud kamu? Aku tidak perlu ngemis dengan Rara lagi. Terus nanti kalau aku sudah dapat info itu, langsung berikan pada Rara? Begitu?"
"Iya, benar. Jadi mulai sekarang kamu usahakan saja untuk mendapatkan informasi itu."
"Baiklah, ide bagus juga. Terima kasih ya sayang. Jadi kamu tidak marah lagi kan dengan aku?"
"Tidak, aku tidak marah kok. Apa pun yang menjadi pekerjaan kamu, aku akan dukung itu. Jadi mulai sekarang kamu yang semangat kerjanya ya, jangan sampai mabuk seperti tadi malam."
"Iya, maafkan aku istriku sayang."
"Iya, jangan di ulangi lagi ya?"
"Baiklah!"
Cekrek! Pintu kamar di buka anaknya. Lalu keluar dan bertanya dengan kedua orangtuanya.
"Ma, Pa, sudah baikan?" Pertanyaan anaknya membuat Wawan dan Winda tertawa terbahak-bahak. Namun tidak di jawab. Lagi-lagi anaknya memberanikan diri untuk bertanya.
"Tadi bertengkar, sekarang tertawa. Dasar orang tua,"