"Kira-kira Bramanjaya masih cari aku tidak ya? Aku benar-benar tidak nyaman kalau seperti ini terus. Tapi kalau aku ajak pindah, pasti Rara banyak tanya. Jadi aku harus bagaimana? Apa aku harus berikan Rara pada Bramanjaya. Tapi aku sayang sama Rara. Lagi pula, mungkin tidak hanya sampai di situ, jelas aku akan di penjara kan oleh Bramanjaya. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang!"
Ibunya Rara, saat ini benar-benar terancam. Namun dia tidak tahu akan lakukan apa lagi.
"Bu, ibu kenapa?" Rara bertanya pada ibunya yang saat itu sedang termenung.
"Hem, Ra. Kamu sudah pulang,"
"Sudah, Bu. Ibu tidak apa-apa kan, ibu lagi tidak sakit kan?"
"Tidak, ibu tidak apa-apa kok."
"Oh, ya sudah."
Rara masuk ke kamar,
"Ibu kok aneh ya akhir-akhir ini, kenapa ya dengan dia."
***
"Rangga, kamu masih marah ya sama aku?"
"Hem, nggak kok. Buat apa marah terus. Yang ada nanti aku cepat tua, kamu masih muda, nanti di ambil Riski. Maafkan aku ya, sudah marah berlebihan."