Target Rara kini adalah Yuda, satu persatu sudah dia pantau dari jauh. Kini tinggal satu orang lagi.
"Tunggu! Seingat aku malam itu, bayangan yang muncul si pembunuh Papa kan memakai high heels tinggi terlihat dari bayangan. Jadi mana mungkin kalau dia itu seorang pria. Tapi aku harus tetap cari tahu juga sih. Siapa tahu dia ada kaitannya dengan semua ini."
Malam itu, Rara berhenti berpikir dan sejenak untuk istirahat terlebih dahulu. Untuk menghilangkan rasa penat, Rara tidur dengan menggunakan handset agar tidak terganggu oleh bisingnya jalanan kota.
***
"Itu dia Yuda, tapi bagaimana aku bisa mengetahuinya? Tidak ada yang bisa aku lakukan selain melihat dia dari kejauhan. Ini sangat sulit, tapi aku harus tetap melakukan sesuatu."
Tiba-tiba, satpam kantor Yuda lewat. Rara memanggil satpam tersebut.
"Permisi, Pak. Mau tanya, apakah pemilik perusahaan ini sudah menikah?"
"Setahu aku sih belum, memangnya kenapa Mbak ingin tahu. Naksir sama bos ya! Hehe!"