Chereads / Sang Jodoh / Chapter 8 - Bersaing

Chapter 8 - Bersaing

Wanita yang tadinya rapuh, kini mulai kuat kembali.

Bagaimana tidak kuat, tantangan dari Igho nampak menyepelekannya menjadi obat agar ia tak gampang di lecehkan orang lain.

Alyn masih memiliki harga diri yang tinggi jika ia harus di sepelekan oleh orang lain. Seculun apapun Alyn, ia masih punya keberanian penuh untuk menandingi Igho sebagai pesiangnya.

Bola itu ia lempar dengan kekuatan penuh. Menghantam beberapa kali di atas dasar paving block yang menghampar luas di lapang itu.

Tatapan Alyn terpaku tajam menusuk ke arah Igho.

Alyn ingin sekali saja, memberi pelajaran pada lelaki itu agar tidak mengganggunya lagi. Mungkin dengan cara meladeni tantangan Igho, pria itu bisa mengetahui siapa Alyn itu sebenarnya.

Alyn mengerahkan semua kekuatannya. Melakukan dribbling dengan tenaga penuh hingga mungkin saja jika bola itu bisa berteriak, dia merasa tersiksa dengan permainan Alyn yang sangat kasar.

Igho menyeringai, diam menyaksikan sebuah pertunjukan yang di unjukkan oleh Alyn.

Membuat wanita itu bisa turun dan membalas tantangannya, Igho sudah merasa puas, menang atau kalah tak masalah menurutnya.

Igho hanya ingin menangkap semua pergerakan Alyn, karena dengan cara itu ia bisa membaca kepribadian Alyn sebenarnya.

"Ayo! Tunggu apa lagi? Lempar sana?"

"Kenapa? Kamu takut kalah?"

"Mhhh, kamu sombong sekali? Emang kamu bisa mengalahkan aku? Baik, kita harus bikin perjanjian. Kalau aku kalah, aku bakalan tlaktir kamu dan kawanmu yang tomboy itu,"

"Terus?"

"Kalau kamu yang kalah, kamu harus ikutin semua kemauanku selama sehari penuh! paham?"

Sejenak Alim mulai berpikir meski tangannya terus bermain.

"Gimana?"

"Baik, siapa takut!"

Alyn menyimpan bola itu di atas lantai lapangan, lalu ia menyibak rambutnya yang tergerai, dan siap mengikatnya agar tidak mengganggu langkah pertarungannya.

Di simpanlah kacamata tebal itu di atas buku di kursi titian khusus para penonton.

Igho tidak menyangka wanita yang ia anggap culun ternyata bisa menampakan wajahnya segamlang itu, dan ia sadar bahwa Alyn memiliki kecantikan yang tersembunyi.

Mata Igho tak henti melihat ke arah Alyn yang sangat memikat. Hidungnya yang runcing dan licin membuat Igho benar-benar terpana.

'Dia, Jesllyn Kato yang kemarin hampir aku tabrak kan?' batin Igho melayang.

Langkah Alyn mulai maju beraturan mengiringi bola itu yang menari akibat pantulan dari tangannya.

Hal yang paling di tunggu-tunggu oleh Igho akhirnya datang, moment ketika Alyn hendak melempar bola ke arah ring miliknya.

Memang tidak di pungkiri Alyn memainkan bola dengan sangat lihai.

Igho merasa salut ketika melihat seorang wanita dengan fasih bisa menguasai bola, namun terkadang Igho merasa geram dengan raut wajah Alyn yang terus memasang wajah mencekam.

'Andai saja ia tersenyum mungkin akan perfect,' pikir Igho sambil menaikan satu alisnya.

Beberapa detik ketika permainan berselang, tiba-tiba tubuh Alyn melayang loncat.

Plak!

Igho terperanjat terkejut, hingga ia kembali fokus pada Alyn dan bola itu, meninggalkan lamunannya yang nakal tentang Alyn.

"Hahahahah, segitu aja kemampuanmu?" Igho terkekeh saat bola yang di lempar oleh Alyn ketika shooting ternyata meleset tidak masuk kekeranjang dan hanya memantul kembali ke backboard.

Sontak pipi Alyn memereh.

Ia melihat mengerucutkan bibirnya sambil berdecak.

"Ck! masih ada dua kali kesempatan lagi kan?"

"Silahkan di coba!" ujar Igho mempersilahkan Alyn melempar kembali ke keranjang dua kali kesempatan.

Igho hanya menunggu giliran jika Alyn berhasil memasukan bola itu kekeranjang. Dan berambisi mencetak nilai melebihi bola yang di masukkan Alyn kedalam ring keranjang.

Namun alih-alih menang, Alyn terus mengalami ke kalahan. Dua kali melakukan shooting bola yang melayang ke arah keranjang tak mau masuk juga.

"Sial!" Alyn melempar kuat-kuat bola itu karena ia yakin jika Igho memasukan satu kali saja bola kedalam ringnya, maka Igholah pemenangnya.

Igho terkekeh sambil memegangi perutnya, ia geli melihat tingkah Alyn yang semakin sini semakin memperlihatkan kekonyolannya.

Alyn tak terima melihat Igho begitu nikmatnya menertawakannya.

Mata Alyn semakin berapi-api lalu meraih bola yang bergelinding ke arahnya.

Ia memeluk bola itu dengan satu ketiak, sambil menyaksikan Igho yang sibuk dengan tawanya saja.

Detik itu juga, Alyn melempar kuat bola yang ia genggam ke arah dada Igho.

Blum!

"Arrgh!" Igho terperanjat sambil menangkap bola dengan hentakan yang kuat itu, dan hampir membuatnya terpelanting.

"Aku gak suka permainan ini. Ini bodoh! Gak adil, aku perempuan sedangkan kamu laki-laki," cerocos Alyn.

Igho merasa tergelitik dengan ucapan Alyn, belum juga ia melancarkan aksinya, wanita itu sudah seperti petasan yang hendak meledak.

Tapi tak bisa di pungkiri oleh Igho, ia menyukai Alyn yang seperti ini. Alyn yang dengan lepas melontarkan keberatannya dengan kalimat-kalimat yang lucu.

Membuat kekanak-kanakan Alyn muncul, hingga Igho tahu, bahwa ia sedikit merindukan roman wajah Alyn yang seperti itu.

Igho mendekat ke arah Alyn dengan langkah yang sangat berkelas.

Langkahnya mendekat bukan untuk menambah cercaan, atau untuk beradu mulut dengan Alyn melainkan untuk memperlihatkan cara memegang bola yang benar.

"Pegang ini!" anjur Igho pada Alyn sambil menempatkan bola di telapak tangan Alyn.

Igho yang berada tepat di punggung Alyn, menempatkan kedua telapak tangannya di punggung tangan Alyn pula.

Bulu kuduk Alyn sontak bangkit dan merasa sentuhan itu membangunkan gairahnya.

Detak jantung Alyn terpompa kencang saat posisi Igho terlalu dekat dengan tengkuk pundaknya di belakang.

"Kamu pasti bisa melempar bolanya, kalau hati kamu tenang, lihat sasaran, dan fokus!" bisik Igho di balik telinganya.

Untuk pertama kalinya ada pria yang ingin sedekat itu dengan Alyn hingga membuat Alyn hanya fokus dengan kedekatan itu saja.

Igho pun merasakannya. Rasa yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, ketika ia dekat dengan wanita yang benar-benar membuatnya tertarik.

Igho yang membantu Alyn memegang bola itu mulai mengambil ancang-ancang mengayun perlahan bersamaan.

Keduanya berhasil menguasai lapangan merasa jadi milik berdua, hati Alyn dibuat melayang oleh Igho.

Benar-benar dunia terasa terhenti saat itu.

'Ada apa dengan aku?' batin Alyn melayang-layang sambil melebarkan senyumannya.

"Siap?"

Alyn mengangguk malu.

"Satu, dua, tiga!"

Blam!

Bola itu seperti telah di hipnotis oleh Igho hingga dengan mudahnya masuk kedalam kandangnya.

Alyn yang benar-benar bahagia setelah tiga kali merasakan kegagalan sontak membalikan badan melihat ke arah pria yang membantunya.

Dan, refleks Alyn menghamburkan pelukannya di depan dada bidang Igho hingga membuat Igho terkaku diam dengan hati yang sangat senang.

"Yeeeyyyy! Goll!" sorak Alyn meloncat kegirangan, hingga ia tersadar ia tengah berada di atas pelukan Igho saat itu.

"Ups, ma-maaf!" Alyn benar-benar kikuk pipinya semakin merona karena malu.

Perlahan Alyn melepas tangannya yang terikat dari tengkuk leher Igho.

Untuk pertama kali, Igho orang yang sangat dingin itu,merebahkan senyumannya seolah pasrah mendapatkan pelukan dari Alyn.

Sensasi yang sangat aneh datang dalam hati Igho.

Keduanya saling tertunduk malu satu sama lainnya.

Bersambung ...