Ify kelelahan bukan main setelah hampir semalaman bolak-balik ke kamar mandi karena mual muntah. Padahal dia sudah meminum obat yang diberikan dokter untuk meminimalisir rasa mual, tetap saja tidak bekerja.
Ify duduk di tepi kasur di kamarnya. Mendesah lemah. Sampai kapan dia akan seperti ini? Tak mungkin sampai perutnya besar, kan? Membayangkannya saja dia sudah jengah duluan. Jika tidak ingat sedang mengandung anak Naran, Ify mungkin tak akan sesabar ini.
Matahari kian naik, tetapi ia masih enggan makan. Mencium secuil nasi saja sudah membuat dia meradang.
"Fy, makan dulu." Ibunya telah berdiri di ambang pintu kamar. Wajahnya tersirat cemas kala melihat kulit wajah putrinya sepucat mayat.
Beruntungnya ada sang ibu yang tak pernah berhenti mengingatkan. Kasih sayang seorang ibu memang juara. Meski Ify sudah mengecewakannya, Bu Kusmiati tetap peduli. Apalagi ia sudah pengalaman hamil dua kali. Jadi, ia sedikitnya tahu bagaimana rasanya dan cara menanganinya.