Hal yang paling membuat Nazam bahagia selain mencintai Sofia dengan hatinya adalah saat dia bisa memandanginya tanpa gangguan apa pun. Sebebas apa pun.
Seperti sekarang, dia masih asyik memandangi istrinya yang masih memakan makanannya yang belum habis.
Sofia sebenarnya risih dipandang begitu, apalagi Sofia merasa kalau sedang akan wajahnya akan jelas terlihat jelek. Namun, dia mulai terbiasa dengan kebiasaan suaminya yang hobi membuat dia malu setengah mati. Jadi, ya sudahlah. Lebih baik fokus saja pada makanan yang belum habis.
"Mas," panggil Sofia di tengah kunyahan nikmatnya.
"Hm?" Laki-laki pecinta Sofia ini menyahut singkat, tanpa melepas pandangan intens-nya.
"Mas kapan mau pergi ke panti asuhan itu? Beneran aku boleh ikut?"
Ketika pertanyaan itu keluar, makanan yang sedang ia santap telah habis. Matanya menatap Nazam bersamaan dengan tangannya yang meraih minuman tak jauh dari tangannya.
