Ketukan di pintu membuat Sofia melenyapkan cemberutnya. Dan dia segera membereskan kotak makanan yang sudah kosong di meja. Sementara Nazam telah kembali ke meja kerjanya.
"Masuk!" perintah Nazam dengan suara cool-nya.
Mulyo membuka pintu setelah mendapat izin dari penguasa ruangan. Dia mencoba tersenyum ramah kepada bos-nya dan juga Sofia.
"Ck. Nggak usah senyum-senyum. Cepet tua kamu," tergur Nazam tak suka. Demi apa pun, kecemburuannya tak tertolong. Tak pandang bulu siapa pun itu akan ia beri peringatan keras.
Sofia mendesis. Matanya melotot sinis.
"Mas, ngomong itu disaring!" sergahnya kesal. Jika tak ada Mulyo di depan matanya, sudah habis pinggang Nazam kena cubitan.
Kontan wajah Nazam merengut. Dia mingkem, tak lagi berwajah garang.
Melihatnya, Mulyo seakan ingin bersorak sambil tertawa keras. Begitukah sikap singa gahar ini kalau di depan istrinya? Pikir Mulyo. Mati-matian dia menahan tawa di kerongkongan yang menggelitik menggerilya.