Tak terasa hari Minggu kembali datang. Hari yang dianggap sebagai hari sepesial bagi Sofia dan Nazam. Karena di hari libur ini, mereka bisa menikmati waktu bersama sepanjang hari.
"Sayang, kamu muntah lagi?" tanya Nazam seraya mengintip di ambang pintu. Sudah lumayan lama dia tak mendengar suara yang terdengar tersiksa ini.
"Heem, Mas. Tumben. Aku pikir mabuk hamilmya udah selesai. Ternyata masih. Tapi emang enggak separah seperti sebelumnya, sih."
Sofia menyahutinya setelah dia selesai mencuci mulut. Wajah jelitanya tampak kacau di mata Nazam. Pucat seperti mayat. Rambut kusut. Mata berair.
Wah, pokoknya terlihat menyedihkan.
"Aduh, aduh, kasihannya sayangku. Yang sabar, ya, manis. Kalau saja bisa dipindah, Mas bersedia merasakan mual ini."
Bah! Yang benar saja dia. Sepertinya Nazam lupa bahwa awal kehamilan Sofia, dia juga sudah merasakan dan mengalami morning sickness itu.
"Preet. Dulu juga pernah ngerasain, kan, terus belum sehari udah kayak kapok gitu," sindir Sofia.