Sofia menyeruput minuman yang sudah dia pesan sepelan mungkin hanya demi membunuh waktu. Menunggu ketiga teman karibnya membuat dia lumayan lelah hati juga.
Kesal.
"Ke mana, sih, mereka itu? Lama banget, ya, ampun," omel Sofia sambil mengaduk minuman di gelas penuh kekesalan. Hancur sudah tampilan yang semula cantik tadi, hancur setelah menyatu meski rasa yang menempel di lidah tetap tak berubah.
Mata Sofia tak lepas menatap pintu masuk kafe. Tak ingin sampai kecolongan. Tahu-tahu datang mengagetkan.
Ponselnya berdering, mengagetkan. Tambah kesal saja seorang Sofia.
Namun, setelah melihat siapa yang menghubunginya, senyum semanis gula itu kembali menjadi penghias alami wajahnya.
"Mas Nazam," gumamnya seraya menekan tombol terima.
Segera menempelkan ponsel itu ke telinga, tanpa menghapus senyum indahnya.
"Ya, Mas? Kenapa?" Nada bicaranya dibuat selembut mungkin. Disaring pita suaranya supaya terdengar adem-adem manja.