Pernah suatu waktu Nazam membenci Sofia. Tidak, lebih tepatnya hanya tak suka perilaku kekanakannya saja. Akan tetapi, ternyata semua itu menjadi sebuah alasan mengapa ia bisa secinta itu pada Sofia.
Buktinya, sekarang malah dirinyalah yang bucin akut pada wanita itu. Bahkan kadar cemburunya sulit terkontrol.
"Es krimnya enak?" tanya Nazam. Dia tak bisa lepas pandangan dari wanita yang telah berhasil mencuri hatinya.
Saat ini keduanya tengah duduk di salah satu toko es krim yang berada di pusat perbelanjaan tersebut. Menikmati waktu bersama setelah mengelilingi toko-toko di sana.
Nazam menatap lekat istrinya dengan menangkupkan kedua tangan di pipi, dengan sikut bertumpu pada meja kecil yabg menjadi sekat antara keduanya.
Sofia mengangguk polos secara spontan.
"Enak, Mas," jawab Sofia singkat.