Malam perlahan menyapa ketika Nazam masih berusaha mendapatkan satu saja kecupan dari istrinya. Anggap saja sebagai sambutan hangat seorang istri, benar, kan?
Namun, masalahnya Nazam sudah membuatnya kesal, dan dia sungguh susah untuk dibujuk.
Kerucuuuuk!
Sialnya, perut Sofia berbunyi tepat ketika keterdiaman di antara mereka hadir. Dia terdiam, menyentuh jantungnya yang sudah tak aman lagi. Berdebar karena malu.
"Kamu belum makan, Yank?"
Kali ini hilang candaan yang sedari tadi dia lancarkan. Melihat wajah Sofia bersemu bak jambu, dia tahu istrinya tengah diburu malu.
Sofia menggeleng.
"Dari siang tidur, baru bangun barusan. Mana sempat makan."
Nazam mengangguk.
"Loh! Mas, aku belum masak!" Teringat tak ada makanan, Sofia langsung tepuk jidat. Dia kepikiran Nazam yang sudah pasti sangat kelaparan sekali.