Sampai di rumah sakit, Sofia langsung menuju ke ruangan Beno dirawat.
Krieeet.
Pintu kamar berdecit menyakiti gendang telinga Sofia. Dan cukup membuat Beno yang berada di dalamnya terkaget-kaget.
"Asem. Gue lagi asyik ngelamun malah dibikin kaget," desis Beno seraya duduk di tepi ranjang. Tadinya dia berdiri di dekat jendela sambil memerhatikan awan-awan yang berarak cerah.
Ya, setidaknya awan tidak mendung seperti kemarin. Meski tidak mewakili perasaannya yang masih terasa mendung, tetapi melihat langit cerah membuat hatinya serasa membaik.
Sofia tak menyahuti ucapan Beno. Ia langsung duduk di kursi yang tersedia di samping ranjang pasien. Murung, tak mau tersenyum barang sedetik. Bahkan untuk menatap Beno pun rasanya malas.
Wanita itu malah menjatuhkan kepala serta setengah badannya ke atas ranjang, membuat Beno bergeser.
