Ponsel Naran berdering berkali-kali. Ify yang menelepon. Wanita yang tengah hamil itu khawatir setengah mati karena suami tercintanya tak kunjung pulang ke rumah. Padahal waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam.
Nampaknya dia cukup galau karena masalah Sofia dan keluarganya. Dia kasihan, tetapi tak bisa membantu apa pun.
Namun, yang sangat disayangkan sekali dari sikapnya ini adalah, dia tak sekalipun khawatir akan keadaan istri serta keluarganya sendiri. Mengherankan.
Bayangkan saja andai Ify bisa membaca isi hati dan pikiran Naran, sudah dapat dipastikan dia akan menggila setiap waktu karena harus mengetahui keberengsekan suaminya sendiri.
"Duh, ke mana aja sih si Naran? Heran, makin sini makin cuek aja sikapnya," gumam Ify kesal. "Kalau misal ada kerjaan lain atau sedang bertemu temannya, atau ada kesibukan apa pun, harusnya hubungi aku. Supaya aku tak sekhawatir ini padanya."