"Bunda, Sofia."
Nazam memburu istrinya yang baru saja turun dari anak tangga sambil menuntun ibu mertuanya yang terisak. Mata Nazam menatap mertuanya. Dan entah mengapa ia ikut merasakan sesak di dada, mendadak ingat pada ibunya di rumah. Membayangkan andai ibunya yang bersedih seperti ini.
Ketika pandangan matanya beralih menatap mata sang mertua, Nazam melihat sepasang mata sembab, lebih terlihat bengkak. Karena menangis terlalu lama.
"Zam." Ibu Sofia meraih tangan Nazam dengan perasaan hampa. Suaranya nyaris tak terdengar saking pelannya.
"Iya, Bun?" Nazam tak melepas pandangan pedih itu. Justru tangannya membalas pegangan tangan sang mertua dengan erat.
"Ayah Sofia, ditangkap polisi. Ayo bawa bunda ke sana, bunda mau ketemu ayah Sofia, mau membawanya kembali pulang ke rumah," pedihnya memohon kepada Nazam agar mau mengantar ke tempat di mana suaminya kini diperiksa.
Nazam mengulas senyum hangat, berharap sampai sedikit saja rasa tenang yang hatinya miliki.