"Aksel, saya mohon jangan apa-apakan saya," ucap Anna yang mulai ketakutan.
"Memangnya saya mau ngapain kamu?"
"Saya enggak akan beri tahu siapa pun apa yang sudah saya ketahui."
"Bagus kalau begitu, tapi bukan itu pertanyaan saya."
Anna hanya memandangi Aksel dengan ketakutan saja, degup jantungnya lebih cepat kembali. Aksel benar-benar selalu membuat Anna tidak waras.
"Kamu suka kan dengan saya?"
Begitu pertanyaan itu kembali diucapkan oleh Aksel, Anna hanya bisa diam saja. Ia tidak bisa mengatakan apa-apa. Sebenarnya jauh sebelum itu Anna memiliki ketertarikan pada Aksel.
Sekitar 5 bulan lalu, Anna sudah bekerja di perusahaan Aksel. Namun, saat itu ia tidak langsung menjadi sekretaris Aksel. Anna hanya menjadi staff kantor biasa, hingga suatu ketika Anna mendapat projek yang bagus dan dapat mengerjakan dengan baik maka ia naik jabatan menggantikan sekretaris yang selama ini posisinya dikosongkan.