"Enggak mau, itu ponsel saya banyak sekali kenangannya loh," Anna terus merengek karena ia tidak mau jika ponsel tersebut benar-benra hilang lalu diganti yang baru.
Aksel tidak memperdulikan Anna yang merengek seperti anak kecil tersebut, Aksel benar-benar mengabaikannya.
Saat itu Anna menangis karena memang ponsel itu sanat berarti sekali untuknya, ia merapikan barang-barangnya dengan wajah yang sudah memerah dan sering menyeka air matanya.
Anna tidak berani kembali merengek pada Aksel, karena bagaimana pun ia tetaplah hanya seseorang yang ditolong oleh Aksel ya kasarnya tetap menjadi budak dari Aksel. Apalagi Aksel sudah membelinya dengan harga yang mahal.
Tidak lama kemudian, mereka siap dengan semua kopernya, saat itu Anna merapikan pakaiannya namun wajahnya sendu sekali. Aksel memandangi wajah Anna, mungkin ia juga sedikit iba atau mungkin terharu.
"Kamu mau menangis terus dalam keadaan pulang begini?"