"Memang, saya akan membuat kamu marah dan saya senang melihatnya."
Seketika wajahnya Anna memerah kembali, apalagi pipinya. Apalagi ia juga mengenakan pakaian yang cukup pendek, sekarang ia terbiasa mengenakan seperti itu karea sebelumnya Aksel sudah mengetahui pahanya.
"Boleh saya meminta sesuatu?"
"Apa?" tanya Aksel yang tampak penasaran dengan permintaan Anna yang tidak pernah ia ajukan sama sekali.
"Jangan tersenyum seperti tadi, atau ya seperti ini," Aksel memang tampak sedikit tersenyum pada Anna, "Jangan begitu, nanti semakin banyak yang menyukaimu," lanjut Anna.
"Saya jarang tersenyum, orang memang hanya melihat wajah galak saya saja."
"Bagus kalau begitu."
"Kalau begitu saya memiliki permintaan yang sama."
"Apa senyum juga?"
Aksel menggelengkan kepalanya. "Ruangan kerjamu pindah di ruangan saya saja."
"Enggak, enggak mau," Anna segera menolaknya mentah-mentah, ia tahu apa pemikiran Aksel yang bisa jadi akan merencakan hal licik untuk mendekatinya.