Saat itu Anna duduknya fokus memandangi Aksel, sedangkan Aksel sendiri fokus ke depan saja tanpa melirik Anna sama sekali.
"Tapi kamu kadang marah juga dengan saya," ucap Anna setelah berpikir.
"Kalau saya tidak apa-apa, kalau orang lain tidak boleh. Kan saya sudah bilang, kamu itu milik saya."
Lagi dan lagi kata 'milik saya' yang berarti kepemilikan seorang Aksel Birendra seorang sangat mutlak sekali, dan hal itu memang sudah terbukti dengan agama dan secara hukum yang berlaku. Anna memang milik Aksel seutuhnya, begitu pun sebaliknya.
"Oke, anggaplah saya punya kamu. lalu kenapa?"
"Jangan anggaplah, itu memang iya Anna."
Anna menghela napasnya, jika seperti ini Anna seolah menghadapi ponakan atau Satya yang masih kecil usianya.
"Oke, iya Aksel. Ah kamu ini sengaja mempermainkan saya untuk jawabannya kan, supaya apa? Oh supaya saya berbunga-bunga begitu?"
"Tidak, itu memang yang sebenarnya."
"Jangan kamu tanya langsung dengan Danita, saya yang tidak enak."
