"Jaga mulutmu! Saya tidak akan membiarkanmu menyentuhnya sedikit pun!"
"Kita lihat saja nanti."
Tiba-tiba saja saat itu ada tembakan hampir menuju kepala Aksel, namun sayangnya melesat dan entah itu juga memang disengaja, peluru tersebut hanya tertancap di sisi kirinya Aksel yang menancap pada sebuah pohon.
"Sudah lama tidak berolahraga bukan?"
"Dewangga saya tidak memiliki waktu berbicara denganmu!"
Saat itu Aksel melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Dewangga, akan tetapi mulut Dewangga seperti perempuan yang sengaja ingin membuat masalah pada Aksel.
"Saya masih banyak memiliki dokumentasi yang sangat indah dengan Adik perempuan kesayanganmu, tubuhnya putih bersih, seksi, cantik juga," sengaja Dewangga memancing Aksel kembali.
"Apa maksudmu?"
"Mau melihat foto tersebut?"
"Sial! Dewangga kamu ini manusia jahat!"