"Berhentilah menangis Anna, baju saya basah."
Anna merasa kesal dan cemberut, ia pun dengan iseng memukul dekat pinggangnya Aksel.
"Aaa," terdengar suara keluhan dari Aksel.
Hal itu membuat Anna segera melepaskan pelukannya, ia teringat akan lukanya Aksel. Saat itu Aksel mengenakan kemeja putih pula, bercak dari di balik kemejanya pun terlihat.
"Aksel, maaf," Anna mulai khawatir sekali.
Aksel tidak marah, ia hanya melihat sekilas lukanya saja.
"Pergilah ke kamarmu, tidak ada lagi yang mau kamu katakan?"
"Boleh saya bantu ganti perbanmu?"
"Tidak perlu, nanti yang ada kamu menjerit lagi."
"Enggak, itu karena kaget saja dan saya tidak pernah melihat bagian tubuh laki-laki maka dari itu berteriak."
Tidak lama kemudian Aksel membuka pintu kamarnya, sebenarnya memang ia membutuhkan bantuan dari Anna agar ia tidak terlalu repot mengobati lukanya sendiri.
"Perbannya di mana?"
"Buka lemari hitam itu sebelah kanan di lacinya da lengkap."