Sebenarnya jika untuk perempuan yang sangat menginginkan bagaimana kehidupannya dengan Aksel pastilah akan senang jika di pagi hari seperti ini mendapatkan pemandangan yang sangat indah.
Sebuah pelukan, wajah tampan yang menawan, kulit bersih yang terlihat dari lengan kekarnya Aksel memeluk tubuhnya. Betapa indahnya impian para perempuan yang menginginkan Aksel.
Namun, itu tidak berpengaruh untuk Anna, sekali pun ia berpikir jika itu cukup menyenangkan baginya tetapi dibarengi juga dengan rasa kesal karena ia tidak tahu apa-apa saat Aksel di dalam kamarnya.
"Aksel, coba bicara yang jelas," Anna masih terus merengek pada lengan Aksel yang terus ia goyang-goyangkan alih-alih untuk membuat Aksel mengatakannya.
Aksel tidak bergeming sama sekali, ia masih di dalam posisinya. Rasa kantuknya begitu kuat sekali menyerang dirinya.
"Kamu semalam demam tinggi, Bi Asih yang membuka pakaian tidurmu, lalu saya disuruh memelukmu semalaman agar suhu panas tubuhmu turun."