Luka bisa menghampiri siapa saja tanpa memperdulikan yang lainnya akan semakin terluka atau pun tidak.
Anna memandangi Aksel mengatakan hal mengenai kehidupannya ke depan. Tentunya Anna memang harus memikirkan Satya, bagaimana pun jika orang yang paling harus ia jaga adalah Satya.
"Jangan memandangi saya terlalu, lihat tanganmu berada di mana."
Saat itu Anna memang masih mengobati lukanya Aksel, namun secara tak sadar karena ia sedikit melamun akhirnya telapak tangan Anna hampir menyentuh bagian perutnya Aksel.
"Astaga, maaf, aduh ini enggak sengaja."
Aksel hanya menggelengkan kepalanya seraya tertawa ringan saja, ia tidak marah juga.
"Jadi bagaimana dengan permintaan saya tadi?"
"Permintaan apa?"
"Yang akan membalas dendam."
"Anna, kamu baiknya pikirkan baik-baik dulu."
"Tapi saya sudah memikirkannya dengan matang, Aksel. Ini sudah keputusannya."
"Apa kamu yakin jika Satya akan menyetujuimu? Bagaimana perasaannya."
"Maksudnya?"