"Sekarang tenangkan hatimu, Drak. Sekali lagi maaf jika perkataanku mengusik pikiranmu," tukas Pamela.
"Kau jangan meminta maaf terus, Pamela. Kau itu tidak bersalah," kata Drak.
"Kalau begitu, apa kau bersedia untuk tersenyum?" ledek Pamela.
Lalu senyuman itu merekah di bibir Drak.
Pamela tampak senang melihatnya, itu artinya Drak sudah tidak marah lagi kepadanya.
"Terima kasih, Sayang," tukas Pamela.
Pamela mengecup bibir Drak dengan manja.
"Ini kado kecil untuk suamiku yang tercinta," ucap Pamela seraya tersenyum.
"Hadiah besarnya mana?" tanya Drak.
"Ah, memangnya yang semalam itu masih kurang, ya?" sahut Pamela.
"Emmm, kalau dipikir-pikir masih kurang juga, sih," jawab Drak.
Dan Pamela pun melingkarkan kedua tangannya di leher Drak.
"Baiklah, kau ingin memulaianya duluan, atau aku yang memulainya duluan?" tanya Pamela seraya tersenyum nakal.
"Wah, jadi kau menantang ku, ya?" Drak menatap Pamela dengan tajam. Bibirnya tersenyum tipis penuh arti.