Sopia masih menangis dalam pelukan Devian.
"Sudahlah, jangan menangis terus. Apa yang sudah terjadi tidak bisa terulang lagi, dan yang harus kita lakukan sekarang adalah memperbaiki waktu yang akan datang, supaya tidak melakukan kesalahan yang sama terhadap Pamela," pungkas Devian menasehati istrinya.
"Iya, kau benar, Dev," tanggap Sopia.
Mereka masih mengira jika perubahan Pamela selama ini, akibat luka batin yang telah gadis itu pendam bertahun-tahun. Sehingga mengubah sikap gadis itu seperti orang lain.
Mereka benar-benar tak tahu bahwa gadis yang tengah bersama mereka saat ini, memang orang lain.
Putri mereka yang asli tengah berada di suatu tempat yang tak dapat mereka jangkau.
***
Tak kalah dengan Sopia, perasaan Ximena juga tengah kacau.
Kedua matanya terjaga hingga pagi tiba.
Hari-harinya yang menyenangkan kini berubah menjadi kesengsaraan.
Semua karena perasaan bersalahnya.
