Chereads / Aku (Bukan) Kupu-kupu Malam / Chapter 22 - Cuma Tidur

Chapter 22 - Cuma Tidur

"Oke, Mami," ucap Vika lalu dia kembali ke kamarnya untuk mengambil peralatan make up.

"Setelah Vika masuk kalian kunci lagi pintunya dan awasi mereka," ucap Kumara lalu dia segera pergi. Tak lama kemudian, Vika pun datang dengan membawa beberapa barang.

"Buka dong pintunya," ucap Vika.

"Tenang dulu dong cantik, main-main dulu sama kita, gimana?" tanya salah satu bodyguard.

"Oke," jawab Vika dengan senyuman menyeringai.

"Mami!" teriak Vika, membuat bodyguard yang menggoda Vika gelagapan.

"Kau jangan mencari gara-gara dia ini salah satu aset mami yang sangat mahal bayarannya, makanya dia dijadikan anak emas," ucap salah satu bodyguard lalu dia membuka kunci pintu kamar.

"Masuk," perintah bodyguard itu.

"Lo takut kan makanya jangan macem-macem," ucap Vika lalu dia masuk ke kamar itu, dan mereka mengunci pintu kamar lagi.

"Haiish ... dasar, kenapa harus dikunci segala sih, lagian siapa yang mau kabur," ucap Vika sambil merapikan peralatan yang dia bawa, namun apa yang Vika lakukan terhenti saat mendengar suara isakan yang begitu menyayat hati.

Vika memandang iba kepada Raline, dia mengerti apa yang Raline rasakan saat ini, karena Vika juga merasakan semuanya saat dia pertama kali datang ke tempat ini.

"Kamu takut ya?" tanya Vika sambil memegang pundak Raline.

"Gimana caranya aku bisa keluar dari tempat ini," jawab Raline.

"Kamu mustahil keluar dari sini," ucap Vika.

"Kamu udah pernah mencoba kabur?" tanya Raline.

"Dulu, sering, tapi sekarang udah enggak lagi, percuma, buang-buan waktu, udah mencoba keluar, selalu ketangkep lagi, terus dihukum sampai hampir mati," jawab Vika.

"Kamu udah lama di sini, Vika?" tanya Raline. Mereka memang sudah saling mengenal karena saat Raline pertama kali dibawa oleh Sarah, Vika yang diperintah oleh Kumara untuk merubah penampilan Raline.

"Hmm ... kayaknya hampir tiga tahun," jawaban Vika membuat mata Raline membulat sempurna.

"Sudah selama itu kamu masih bisa bertahan di sini?" tanya Raline.

"Mau gimana lagi," jawab Vika dengan senyuman tipisnya lalu mengerikan pakaian yang dia bawa kepada Raline.

"Kamu pasti belum mandi 'kan, sekarang kamu mandi dulu sana," ucap Vika.

"Aku udah mandi," ucap Raline.

"Oh ya udah ganti baju aja," ucap Vika.

"Aku gak mau, kenapa harus pake baju yang kayak gini terus," ucap Raline sambil menatap baju tipis kekurangan bahan yang diberikan oleh Vika.

"Biar kita terlihat menarik di hadapan para pria bejat itu," ucap Vika lirih dengan senyuman tipis yang hadir di sudut bibirnya.

"Aku gak mau pakai baju ini, lagi pula aku terpaksa melakukan ini karena aku memerlukan biaya untuk ayahku," ucap Raline.

"Kamu pikir, aku dengan sukarela datang ke sini?" tanya Vika, namun Raline hanya terdiam.

"Aku terpaksa ada di tempat ini, karena aku ditipu sama orang, terus aku ketemu Mami Kumara dan aku pikir Mami Kumara bakalan kasih aku pekerjaan yang layak, gak taunya, malah kerjaan terkutuk sepeti ini," ucap Vika.

"Tapi sekarang kamu menikmati, 'kan?" tanya Raline.

"Tidak, kamu gak tau apa yang ada di dalam hati aku, kamu juga gak tau apa yang aku rasakan jadi jangan judge aku seperti itu!" ucap Vika dengan tatapan tajamnya.

"Sorry!" ucap Raline yang mulai merasa bersalah kepada Vika.

"Jangan pernah menganggap semua wanita yang ada di sini sama dan sukarela melakukan pekerjaan terkutuk ini!" ucap Vika lagi.

"Ya, sekali lagi aku minta maaf," ucap Raline dengan lirih lalu menghapus air matanya yang mulai menetes.

"Sudahlah jangan membuang-buang waktu untuk membahas masalah yang tidak penting, nanti kita bisa jadi sasaran para bodyguard Mami Kumara, sekarang kamu cepat ganti pakaian." Lalu Raline mengambil pakaian yang diberikan oleh Vika setelah itu Raline masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Beberapa menit kemudian akhirnya Raline keluar dari kamar mandi sambil berusaha untuk terus menurunkan rok yang dia pakai.

"Gak ada gunanya kamu terus berusaha turunin rok itu, lagian nanti juga dilepas lagi, malah lebih parah dirobek sama pria gila yang bayar kamu nanti," ucapan Vika membuat mata Raline membulat sempurna.

"Hah? Gimana maksudnya?" tanya Raline dengan bodohnya.

"Ya ampun, kamu ini gimana sih masa gak ngerti juga, bukannya kemarin udah kerja ngelayanin tamu, kenapa masih pura-pura polos," jawab Vika dengan gemas karena dia menyangka kemarin Raline sudah benar-benar melakukan pekerjaan yang dia maksud.

"Emang aku gak ngerti apa maksud kamu, Vika," ucap Raline.

"Wait, gak ngerti maksudnya gimana?" tanya Vika dengan kening yang berkerut namun Raline hanya menggelengkan kepalanya dengan perlahan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Vika.

"Astaga Raline, emangnya kemarin kamu melayani pelanggan gak lepas baju?" tanya Vika yang mulai gemas dengan kepolosan wanita yang ada di hadapannya ini.

"Melayani pelanggan apaan sih, aku makin gak ngerti sama omongan kamu, Vika." Namun jawaban Raline malah membuat Vika menepuk keningnya dengan kencang.

"Astaga, lama-lama aku yang terjebak dengan perempuan innocent ini!" ucap Vika.

"Kenapa lagi?" tanya Raline dengan alis yang terangkat.

"Hmm ... gak apa-apa!" jawab Vika lalu dia menarik nafasnya dengan panjang.

"Aku mau tanya sama kamu," ucap Vika.

"Apa?" tanya Raline.

"Semalam kamu beneran kerja 'kan? Atau kamu kabur? Tapi kok aku gak liat muka kamu lebam?" tanya Vika.

"Kabur dari mana? Kamu tuh kalau tanya jangan berbelit!" jawab Raline yang semakin bingung.

"Ya kabur dari pelanggan, biasanya kalau ada yang kabur kayak gitu Mami Kumara gak bakalan kasih ampun, wajah kamu pasti babak belur karena ditampar habis-habisan sama mami dan anak buahnya," ucap Vika.

"Aku gak kabur kok, aku memang dibawa sama pria itu, tapi ...," ucap Raline terhenti hal itu membuat Vika sangat antusias menunggu apa yang akan dikatakan oleh Raline selanjutnya.

"Udah lah gak usah dilanjutin, kelamaan tau gak bikin kesel aja!" ucap Vika yang kembali kesal.

"Emang udah tau kelanjutannya gimana?" tanya Raline yang malah menggoda Vika.

"Tau lah, kalian pasti enak-enak kan semalam," jawaban Vika membuat mata Raline membulat sempurna.

"Mana ada enak-enak, semalem kita cuma tidur kok," ucap Raline.

"Iya tau kalian tidur, tapi tidurnya tidur gimana dulu, beneran tidur atau ada olahraga ranjang," ucap Vika.

"Ya tidur beneran lah, tidur yang matanya merem, emangnya ngapain lagi, kamu ini gimana sih!" ucapan Raline benar-benar membuat Vika terkejut.

"Serius kamu sama dia cuma tidur?" tanya Vika dengan mata yang membulat sempurna.