Chereads / Aku (Bukan) Kupu-kupu Malam / Chapter 10 - Bertemu Dia Lagi

Chapter 10 - Bertemu Dia Lagi

"Gimana caranya aku pergi dari tempat ini." Raline mengitari setiap sudut ruangan itu mencari cara untuk kabur dari sana, namun tidak ada celah untuk Raline melakukan itu karena semua jendela di sana menggunakan tralis yang tidak dapat dibuka, Raline pun mengambil ponselnya agar bisa menghubungi Bian. Tanpa Raline tau jika Bian sedang dihajar habis-habisan oleh para bodyguard Kumara karena dia berusaha menerobos masuk ke tempat itu untuk menyelamatkan Raline.

"Ya ampun, kenapa harus mati sekarang sih mana aku gak bawa charger!" ucap Raline saat baterai ponselnya habis.

Raline semakin gelisah berada di dalam ruangan itu, tak berapa lama kemudian ada seorang wanita yang masuk ke ruangan itu, kira-kira dia seusia dengan Raline.

"Lagi mikirin gimana caranya kabur ya?" tanya wanita itu, Raline pun hanya tersenyum tipis menanggapi dia.

"Jangan pernah berpikir bisa keluar dari tempat ini dengan mudah, kecuali ada pria gila yang mau menghabiskan uangnya untuk menebus kamu dengan harga yang tidak wajar juga." ucapan wanita itu membuat kening Raline berkerut.

"Apa maksud kamu?" tanya Raline.

"Percuma dijelasin juga, anak baru kayak kamu gak bakalan ngerti," jawab wanita itu sambil memilih pakaian yang menurutnya cocok untuk Raline.

"Cepat ganti pakaian kamu, jangan lupa mandi dulu!" ucap wanita itu.

"Aku gak mau pake yang kayak gini, semuanya baju kurang bahan," ucap Raline.

"Ya ampun, anak baru banyak nawar lagi cepetan pake, jangan sampe nanti kena gampar Mami Kumara." perintah wanita itu lagi sambil mendorong Raline masuk ke kamar mandi.

"Di kamar mandi juga gak ada jendela yang terbuka!" gumam Raline. Mau tidak mau dia pun harus mengganti pakaian, tapi dia tidak akan menyerah, Raline harus bisa pergi dari tempat ini.

"Gak ada baju yang lain?" tanya Raline setelah dia keluar dari kamar mandi.

"Maksud kamu, baju yang lebih panjang?" tanya wanita itu lagi, Raline pun hanya menganggukkan kepalanya dengan perlahan.

"Kamu pikir mau pergi pengajian, kamu tau kan ini tempat apa," ucap wanita itu lagi.

"Aku Vika." Wanita itu memperkenalkan diri kepada Raline.

"Raline!" ucap Raline dengan senyuman tipis.

"Duduk sini!" perintah Vika, Raline pun duduk di sana dan Vika mulai merias wajah Raline.

"Ini pasti pertama kali," ucap Vika.

"Ya," sahut Raline.

"Semoga kamu beruntung malam ini," ucap Vika sambil merapikan semua alat makeup-nya setelah itu Vika pergi.

"Beruntung apa maksudnya?" tanya Raline, tak berapa lama Mami Kumara dan dua bodyguardnya masuk ke kamar itu.

"Perfect, bawa dia sekarang," ucap Kumara kepada bodyguardnya.

"Biarkan aku pergi," ucap Raline.

"Oke, tapi kau harus mengganti uang yang sudah aku berikan kepada ibumu, sebanyak tiga kali lipat!" ucap Kumara.

"Bisa menggantinya?" tanya Kumara, Raline pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan perlahan.

"Jadi, turuti semua perintahku karena mulai sekarang hidup dan matimu ada di tanganku!" ucap Kumara mengancam lalu dia keluar dari kamar itu lebih dulu, diikuti oleh Raline dan kedua bodyguard.

Kumara membawa Raline ke salah satu kamar, di sana sudah ada seorang pria yang menunggu kedatangan Raline. Pria bernama Alex, dia adalah salah satu tamu VIP di sana.

"Cantik?" tanya Kumara.

"Ya, semua wanitamu tidak ada pernah yang mengecewakan aku, kau jamin dia belum pernah tidur dengan siapa pun?" tanya Alex.

"Aku sangat menjamin," jawab Kumara.

Alex pun beranjak dari tempatnya lalu menghampiri Raline. Raline menepiskan tangan pria itu saat dia menyentuh wajah Raline.

"Aku suka wanita yang selalu melawan sepertimu," ucap Alex.

"Lunasi sisa pembayarannya," ucap Kumara.

"Tidak semudah itu, aku harus membuktikan dulu apa yang kau ucapkan benar atau tidak," ucap Alex.

"Oke, kau boleh melakukan apapun kepada dia!" ucap Kumara, lalu dia dan bodyguardnya pergi dari kamar itu.

"Rileks, jangan terlalu takut seperti itu kita akan bersenang-senang, Honey," ucap Alex.

"Aku punya syarat yang harus kau penuhi!" Raline pun memberanikan diri untuk menatap Alex.

"Kau mencoba bernegosiasi denganku?" tanya Alex.

"Tidak, aku hanya ingin kau membuat malam pertamaku lebih berkesan," jawab Raline.

"Jadi kau ingin kita melakukannya dalam suasana yang romantis?" tanya Alex.

"Ya!" jawab Raline.

"Aku akan mengabulkannya," jawab Alex, lalu dia merangkul Raline dengan mesra keluar dari kamar itu, Alex benar-benar membawa Raline ke salah satu hotel yang cukup mewah, Raline tersenyum tipis karena dia punya kesempatan besar untuk kabur.

Saat Alex memesan kamar untuk mereka, Raline tidak menyia-nyiakan kesempatan, dia langsung pergi dari sana, namun saat Raline baru sampai parkiran, Alex baru menyadari itu lalu dia mengejar Raline, hingga Raline hampir tertabrak mobil yang akan masuk ke parkiran hotel itu.

***

Daffa menghentikan mobilnya karena dia hampir menabrak seorang wanita yang berlari tanpa memperhatikan keadaan sekitarnya. Daffa pun turun dari mobil dengan perasaan kesal hendak memaki wanita itu. Namun Daffa mengurungkan niatnya saat melihat wajah wanita itu, dia adalah wanita yang tidak sengaja mencuri kecupan pertama Daffa saat dia pergi bersama Alvaro, siapa lagi jika bukan Raline.

"Berhenti, jangan kabur!" teriak Alex dari kejauhan, Raline yang masih terduduk di bawah cepat-cepat bangun lalu berlari, namun tangannya dicekal oleh Daffa.

"Lepaskan aku!" ucap Raline.

"Masuk lah ke mobilku, percuma saja berlari sejauh apa pun kau tidak akan selamat!" perintah Daffa, tanpa berkata apa-apa lagi Raline langsung masuk ke dalam mobil Daffa.

Daffa pun hendak masuk juga ke mobilnya namun terlambat, Alex langsung menarik Daffa dan menghantam wajah Daffa hingga dia tersungkur.

"Jangan ikut campur urusanku!" ucap Alex.

"Alex!" ucap Daffa karena dia memang sangat mengenali Alex, bahkan mereka adalah pesaing sejak perusahaan keduanya dikelola oleh orang tua mereka.

"Kau, jangan ikut campur urusanku!" ucap Alex.

"Aku hanya ingin menyelamatkan wanita malang itu dari perbuatan bejatmu, itu bukan urusanmu juga," ucap Daffa.

"Aku sudah membayar mahal wanita itu, jadi kau ...."

Bugh

Satu pukulan Daffa mendarat tepat mengenai rahang Alex hingga sudut bibir pria itu lebam dan mengeluarkan darah segar.

"Itu balasan untuk pukulanmu tadi, aku belum membalas semua kecurangan yang kau lakukan!" Daffa pun segera masuk lagi ke mobilnya dan pergi dari sana meninggalkan Alex yang terus mengumpat dan berusaha untuk mengejarnya.

"Syukurlah, terima kasih, Tuan." Raline yang duduk di kursi belakang bisa bernafas dengan lega karena merasa sedikit aman.

"Aku tidak menerima ucapan terima kasihmu," ucap Daffa dengan wajah datar.

"Jadi apa yang harus aku lakukan?" tanya Raline dengan sangat gugup.