***
Dua hari menjalani screening di ICU, Andrianna akhirnya dipindahkan ke ruang rawat inap. Kondisinya yang membaik dengan cepat membuat dirinya saat ini sudah bisa duduk bersandar di ranjang. Saat Andrianna sedang duduk bersandar sambil membaca buku, dua orang yang dia kenal masuk ke dalam kamar dengan terburu-buru. Siapa lagi jika bukan Margareta Elliot dan Alexander Adams. Sepasang sejoli yang selalu membuat iri para anak muda jaman ini.
Andrianna selalu mendengar tentang betapa Tuan Alexander menyayangi Nyonya Margareta sebagai istri. Dan rasa sayangnya itu berlanjut ketika Irielly Adams lahir. Setelah sekian lama hanya punya dua orang putra, mereka akhirnya memiliki satu orang putri yang cantik. Banyak orang yang mengatakan bahwa Irielly sangat mirip dengan sang Nyonya, Margareta. Dan sekarang, Andrianna berada di raga milik gadis bernama Irielly Adams itu.
"Putri cantik Mommy. Akhirnya kamu sadar juga," ucap Nyonya Margareta sambil memeluk Andrianna dengan erat. Sedangkan Andrianna sendiri benar-benar merasa sedikit gugup dan canggung. Dia takut bahwa ke dua orang tua ini akan tahu bahwa dia bukanlah putrinya.
"Kamu membuat Irielly kita terkejut. Lihatlah wajahnya yang begitu kebingungan. Dokter Carol sudah mengatakan agar kita tidak membuatnya banyak pikiran," ucap Tuan Alexander sambil terkekeh. Dia tahu bagaimana rasa rindu istrinya selama setahun ini. Dan dia sendiri juga merindukan putrinya ini dengan sangat dalam di dalam hatinya.
"Apakah kamu merasakan tidak nyaman?" tanya Tuan Alexander dengan lembut. Sebagai sang Ayah, dia ingin memastikan bahwa Irielly tidak kekurangan apapun. Terlebih karena dia memiliki kelebihan uang yang cukup banyak. Tidak akan habis meski harus menghidupi Dareen, Alvaro, dam Irielly hingga tujuh turunan ke depan.
"Tidak ada, Daddy," ucap Andrianna dengan lemah. Untung saja, dia sering mendengar bagaimana Irielly menyapa ke dua orang tuanya. Karena televisi selalu memberikan tayangan tentang kehidupan dari Keluarga Adams tersebut.
"Itu lebih baik jika kamu tidak merasakan sesuatu. Namun, apakah kakimu masih terasa lemas? Dokter Carol bilang bahwa kamu harus menjalani terapi untuk bisa berjalan seperti sedia kala," ungkap Nyonya Margareta. Dia mengusap puncak kepala Andrianna dengan lembut dan penuh kasih. Membuat Andrianna merasakan rindu yang mendalam kepada Ibu kandungnya sendiri.
"Iya. Aku akan melakukan semua perawatan dengan semangat dan tanpa mengeluh," ujar Andrianna. Dia tersenyum dengan manis berharap bahwa dua orang tua itu merasa lega. Andrianna sadar bahwa mungkin, mereka berdua tidak bisa hidup dengan tenang selama setahun ini. Dan inilah yang mungkin Mommynya rasakan saat mengetahui bahwa Andrianna Starla sudah meninggal.
"Anak baik. Sebentar lagi jatah makan akan diantarkan. Apakah kamu mau makan makanan rumah sakit atau kamu mau memesan sesuatu? Dokter Carol sudah mengatakan bahwa kamu tidak memiliki larangan. Mungkin hanya makanan yang terlalu keras dan pedas. Itu tidak baik dengan lambungmu," ucap Tuan Alexander. Dia menatap ke arah Andrianna dengan penuh harap. Yang sebenarnya terjadi adalah bahwa Tuan Alexander merindukan Irielly yang merajuk kepadanya. Sayangnya, yang berada di dalam raga Irielly sekarang adalah Andrianna. Seseorang yang sangat dewasa sehingga akan merasa malu jika bersikap manja.
"Aku akan makan makanan dari sini saja. Namun, jika Daddy ingin membelikan sesuatu, aku akan memakannya dengan lahap," ungkap Andrianna dengan senang.
Tuan Alexander mengangguk dengan semangat. Dia segera keluar dari kamar untuk membuat perintah kepada salah satu pengawalnya. Bahkan Nyonya Margareta tertawa dengan riang melihat betapa semangatnya suaminya itu. Kehangatan ini membuat Andrianna merasa tidak enak hati.
"Apakah mereka akan meraung jika tahu bahwa aku bukanlah anak mereka? Bagaimana mereka akan menjalani hari jika tahu bahwa Irielly yang asli sudah pergi?" batin Andrianna lemah. Andrianna benar-benar tidak bisa membayangkan jika hari itu benar-benar terjadi. Keluarga ini begitu hangat. Bahkan Andrianna merasakan kehangatan itu di dalam hatinya sendiri.
"Aku akan melindungi keluarga ini dengan segenap jiwa dan ragaku. Kamu harus tenang di alam sana. Semua hal yang kamu tinggalkan, aku akan mengurusnya denga baik sekarang."
***
Andrianna harus melakukan terapi setiap hari tanpa mengenal lelah. Dia bertekad untuk cepat pulih agar bisa membuat ke dua orang tua dari Irielly itu berbahagia. Karena bagaimanapun juga, Andrianna sekarang ini berada di tubuh Irielly. Dan kemungkinan akan berada di sini untuk selamanya. Dengan cepat sembuh juga, Andrianna bisa mencari ke tiga saudara kandungnya. Dua saudara laki-lakinya entah berada di mana. Sedangkan saudara perempuannya, Andriana sudah bisa menebak beberapa tempat yang akan dia datangi. Juga Mommynya yang sekarang entah tinggal di mana. Andrianna berdosa karena membuat ke empat orang tersayangnya itu mengalami hal buruk seperti ini. Terlebih lagi saat Andrianna ingat tentang apa yang dikatakan Justin White terakhir kali. Anneth, saudara perempuannya satu-satunya, pasti sangat terluka selama dua tahun belakangan ini.
"Nona Irielly, apakah anda lelah?" tanya seorang suster yang hari ini membantu Andrianna menjalani terapi.
"Maaf, aku memang lelah sehingga melamun. Ayo kita coba jalan lagi," ucap Andrianna dengan sedikit tidak enak. Dia yang meminta untuk terapi setiap hari, tapi dia juga yang terlihat malas-malasan.
"Dokter Carol mengatakan bahwa jika anda lelah, kita bisa beristirahat untuk hari ini dan besok. Kemajuan anda selama dua minggu sudah sangat banyak. Dan Dokter Carol tidak terlalu mengizinkan jika anda memaksakan diri," ucap suster itu dengan lembut.
"Baiklah. Kita kembali kamar saja," ajak Andrianna.
Andrianna setuju bahwa semuanya harus berjalan dengan perlahan. Karena jika ada satu saja kesalahan, mungkin Andrianna akan mengalami kelumpuhan total. Itu yang dikatakan oleh Dokter Carol saat Andrianna bertekad untuk cepat sembuh. Baru Andrianna tahu bahwa setelah kecelakaan, ada sebuah gumpalan darah di otak Irielly. Dan Dokter Carol masih khawatir tentang efek dari penggumpalan darah tersebut.
"Apakah Mommy dan Daddy hari ini datang?" tanya Andrianna kepada Frans, salah satu pengawal yang ditinggalkan Tuan Alexander di sisinya. Meski hanya Frans yang Andrianna lihat setiap hari, tapi dia yakin bahwa Tuan Alexander tidak hanya memberikan Frans. Apalagi jika dilihat dari betapa Tuan Alexander menyayangi Irielly sepenuh hati.
"Tuan akan ada meeting penting hari ini. Sedangkan Nyonya ada acara kegiatan sosial di salah satu panti jompo milik Keluarga Elliot," jawab Frans dengan datar.
"Apakah ke dua saudaraku juga tidak datang ke sini? Betapa sepinya," sungut Andrianna. Frans yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum diam-diam.
Irielly yang sekarang Frans lihat berbeda dengan Irielly yang dia kenal. Bukan satu atau dua kali Frans menjaga di sekitar Irielly, karena hal ini juga Frans sangat paham dengan sikap dan sifat Irielly. Bahkan Frans merasa cukup terkejut saat pertama kali bertemu dengan Irielly setelah gadis itu sadar dari komanya. Tidak ada sungutan manja, apalagi merajuk jika permintaannya tidak dipenuhi. Dan lagi, juga tidak pernah menolak obat yang diberikan kepadanya. Yang membuat Frans kagum, gadis yang sekarang sedang duduk di kursi roda ini, bahkan dengan semangat menjalani terapi yang diwajibkannya.
"Tuan Muda pertama harus ikut meeting dengan Tuan. Sedangkan Tuan Muda Kedua ...."
"Irielly, Sayangku!"