Andrianna menatap ke arah kamar yang didominasi dengan warna biru dan putih. Terlihat sangat elegan dan sejuk. Sebuah ranjang besar berwarna putih seolah-olah melambai ke arah Andrianna. Jika saja dia sudah bisa berjalan cepat, mungkin sekarang dia sudah berlari. Sayangnya, kaki Andrianna masih kaku untuk dijalankan.
"Mommy tahu jika kamu sudah ingin duduk. Namun, kamu harus berjalan dengan perlahan. Jangan sampai kamu terjatuh dan melukai dirimu sendiri," ucap Nyonya Margareta sambil terkekeh. Dia menoleh ke arah salah satu pelayan yang ikut bersama mereka berdua.
"Ini adalah Gladise, dia yang akan membantumu dalam semua urusan. Jika kamu ingin melakukan apapun, kamu hanya harus memanggilnya. Seperti mengambilkan laptop, ponsel, atau lainnya," lanjut Nyonya Margareta dengan tenang. Dia tersenyum dengan lembut seolah-olah Andrianna adalah berlian yang rapuh.
"Tapi, Mommy ...."