Pelan-pelan Keyra mulai membuka mata, dia melihat jas Fabian berada di depan matanya, aroma mint segar khas Fabian tercium begitu candu, tubuh tegap Fabian didekapnya dengan erat. Jujur, Keyra sebenarnya malu dan enggan. Namun dia sendiri juga tidak tahu harus berbuat apa sekarang, Keyra bingung bukan main, bahkan rasanya dia mulai merasa ketakutan setengah mati karena suasana ini.
"Maafkan aku, lagi-lagi aku merepotkanmu," kata Keyra dengan suara paraunya. Fabian terdengar menghela napas panjang, kemudian dia menepuk-nepuk punggung Keyra dengan lembut.
"Apakah tidak ada hal lain yang bisa kau ucapkan selain terimakasih, dan minta maaf? Telingaku benar-benar lelah mendengar dua kata itu selalu keluar dari mulutmu,"