"Tanganku terluka dan aku tidak bisa menekuknya,"
"Pendusta," kesal Keyra yang tidak percaya karena ucapan dari Fabian yang mengada-ada. Bagaimana bisa dia mengatakan hal seperti itu? Bahkan Keyra tahu dengan sangat jelas jika Fabian baik-baik saja, dan tidak sakit apa pun juga, semuanya tampak normal dan tidak ada kurang satu apa pun juga.
"Semalaman kau tidur sambil menindih lenganku, apakah kau tidak merasakannya? Ataukah semalam kau itu pingsan sehingga tidak sadar jika kepala busukmu itu telah menindih lenganku?" jelas Fabian dengan panjang lebar, Keyra kembali terdiam sampai membuat Fabian menyodorkan celana itu kepadanya.
"Tapi , tapi … aku tidak paham dengan apa yang kau inginkan, aku … tidak paham, tidak mengerti dengan semuanya, aku … aku tidak mau, aku malu!" kata Keyra dengan terbata. Fabian seolah tidak mau tahu dia tampak menarik sebelah alisnya dengan sempurna, memandang Keyra dengan tatapan seolah memaksa dengan begitu nyata.