"Ariela, apa kamu yakin tidak ingin sarapan dulu? Nanti kalau kamu sakit bagaimana?"
"Rey, kita bisa membelinya nanti. Aku tidak ingin terlambat sampai di rumah sakit."
"Tapi masih ada waktu dua jam. Jarak dari hotel ke rumah sakit juga hanya dua puluh menit. Tidak akan terlambat jika kamu mengisi perut kamu dengan sedikit makanan."
Ariela mengerucutkan bibirnya. Ia merasa tidak sabar ingin tiba di rumah sakit. Tidak ingin melewati kesempatan yang langka ini. Apa lagi hari ini ibunya akan membuka perban di matanya. Sudah lama sekali Ariela menantikan saat ini tiba.
"Ok, kita ke rumah sakit," ucap Rey yang akhirnya memilih mengalah. Pria itu langsung menghubungi anak buahnya, meminta mereka untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua termasuk untuk Ibu mertuanya juga.
Ariela sebenarnya tidak ingin mengecewakan suaminya. Tapi jujur, kali ini ia ingin sekali berada di rumah sakit. Kalau saja tadi malam mereka bermalam di sana. Mungkin Ariela tidak akan sepanik ini.
