"Rey, bagaimana jika kamu ajak Ariela pergi jalan-jalan. Dan kembalilah ke hotel. Di sini ada Suster yang menemani Ibu. Jangan sampai waktu berdua kalian kurang hanya karena Ibu," ucap Elise.
Rey menatap istrinya yang terlihat tidak senang. Ia bisa mengerti kekhawatiran istrinya. Apa lagi selama ini, Elise selalu dalam pengawasannya.
"Aku terserah bagaimana Ariela saja," ucap Rey.
"Ariela …," panggil Elise.
"Aku akan pergi, Bu. Dan akan kembali sebelum perban Ibu dibuka," ucap Ariela yang tidak ingin membantah. Ia sendiri juga sangat tidak tenang. Sejak tadi, rasa cemas di dadanya belum juga hilang.
Elise tersenyum senang. "Gitu dong, ini baru anak Ibu," ucap Elise.
Ariela tersenyum lalu memaluk ibunya. "Jika besok Ibu sudah bisa melihat, aku akan bawakan kacamata hitam juga tongkat," ucap Ariela yang langsung mendapatkan pukulan dari ibunya.