Hari demi hari dilewati. Tak terasa, dua minggu kembali berlalu. Sakha sudah mulai sering merengek. Dia juga seringkali berusaha tengkurap sendiri, seperti saat ini contohnya.
"Nah 'kan udah bisa tengkurap? Pinternya Sakha…" Shayna memuji putranya sendiri, sambil sibuk mencubit pipinya. Dia gemas sekali dengan Sakha. Putranya sendiri. Ingin rasanya Shayna mengunyah Sakha saat ini juga saking gemasnya.
"Hihhh gemes banget sih anak sulungnya Mommy?" Sibuk bermain dengan Sakha, seseorang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar.
Pintunya dibuka dengan sangat kasar, seseorang masuk tanpa mempedulikan Sakha yang menangis kencang karena kaget.
"Mas apa-apaan sih?!" Shayna menggeram marah, protes pada Sagara.
Tampaknya Shayna masih belum terbiasa. Karena pada kenyataannya, dia masih belum bisa membedakan mana Sagara dan mana Alther. Lihat saja bagaimana Shayna marah pada pria di hadapannya, seolah itu adalah sang suami.
"Dimana lo sembunyiin bokap lo, Shayna Majendra?"