Dinginnya malam sudah tak lagi terasa untuk mereka. Karena, mereka telah menemukan kehangatan masing-masing yang sempat menghilang selama enam tahun lamanya.
Cukup lama dalam keheningan, Shayna yang kesulitan tidur kini mulai membuka matanya, mendongak ke arah Sagara yang sudah memejamkan mata. "kamu tidur?" Tanya Shayna.
Sagara menggeleng. Namun, matanya tetap saja terpejam erat seolah tak mau terbuka.
Shayna yang sudah terbiasa mengobrol tanpa menatap satu sama lain akhirnya mulai membuka suara. "Mas... aku baru menyadari sesuatu... bagaimana mungkin anak kita bisa normal sedangkan yang kita lakukan setiap bercinta kadang cuman mengumpat." Gumam Shayna.
Ibu dua anak itu bisa melihat bibir Sagara yang tertawa kecil. "Terus, kita harus bagaimana? Menyebut nama Allah? Meminta ampunan?" Balasnya disertai tawa kecil.