77.
Duduk di sebuah single sofa yang terletak di pojok ruangan, seraya memperhatikan sebuah kertas sialan yang selalu membuatnya tersulut amarah. Manik mata tajamnya tak henti memperhatikan kertas tersebut selama tiga puluh menit lamanya. Saking seringnya dia memperhatikan kertas tersebut, alam bawah sadarnya sampai hafal dengan baik setiap kata yang tertulis di sana.
Dan yang paling menyayat hati adalah, kata-kata penjelas atas semuanya. Sebuah kalimat yang tertulis paling besar pada bagian kepala dokumen. 'Surat Gugatan Cerai.' Ya, kalimat menyebalkan yang membuat Shayna tidak bisa berpikir jernih.
Kilas balik yang berisi kenangan bahagia dengan Sagara membuatnya merasa sulit menandatanganinya.
Shayna tahu ini semua rumit. Lebih rumit daripada sebuah perselingkuhan atau pengkhianatan. Ini tentang rasa kecewa, amarah, dan rasa sakit tentang tidak percaya diri.