Ini adalah harinya. Dimana Herlina akan melahirkan. Dan yang menjengkelkan bagi Shayna adalah, Sagara tidak meminta izin padanya. Atau setidaknya pria itu sekedar basa-basi sedikit bahwa akan menginap entah berapa haru.
Sagara tidak melakukan itu. Tidak ada izin dan tidak ada pesan. Sagara seperti menghilang begitu saja!
Boom! Bagai asap yang tersapu oleh angin.
Sepanjang Shayna sibuk menggerutu, tendangan di perutnya lama kelamaan semakin kencang saja. Shayna mencoba untuk menenangkan pikirannya agar tak mengganggu sang jabang bayi.
Karena jengah sekaligus kesal akibat Sagara tak pulang-pulang, Shayna memutuskan memilih nama untuk bayi laki-laki dalam perutnya ini.
"Gak ada yang bagus. Maunya Sagara yang milih." Gumam Shayna tanpa sadar. Memang begitu ketentuannya. Sagara meminta sendiri untuk menamai anak laki-laki mereka.
Katanya Sagara sudah menyiapkan nama yang sangat amat bagus untuk anak sulungnya bersama Shayna.
