Chereads / Miss Independent VS Mr. Pengangguran / Chapter 12 - 12. Bulan Madu

Chapter 12 - 12. Bulan Madu

"Kakek!" Shayna langsung menabrak tubuh Kakek Dome dengan percaya dirinya. Dia memeluk tubuh sang kakek, merasakan kehangatan dan kasih sayang besar dari dekap hangat tersebut.

"Kamu ini udah jadi istri Sagara masih aja suka ngledek dia. Durhaka loh nanti." Tegur Kakek Dome.

Sejak dulu, Shayna memang seringkali menjahili Sagara. Dan Sagara sangat jarang merespon nya. Pria itu lebih banyak mendumel dan jengkel. Dan karena selalu kena marah Sagara, Shayna lama kelamaan mulai taubat. Dia yang saat ith mulai dewasa jadi acuh pada Sagara. Bahkan, mengobrol saja bisa dikatakan jarang mengingat Shayna sibuk dengan banyak hal.

"Halah, kalau ngomongin durhaka sih Shayna tetap gak seberapa Kek. Sagara gak ngasih nafkah Shayna. Jadi, siapa yang lebih durhaka menurut Kakek?" Balas Shayna.

Di belakangnya, Sagara mendengar itu. Dan dia tidak mau kalah. "Lo juga gak ngasih gue nafkah batin! See? Durhaka siapa coba sekarang?!"

Seperti biasanya, tak ada dekap hangat dari Sagara untuk sang kakek. Dia bahkan tidak menyapa sedikitpun. Yang Sagara lakukan hanyalah membanting tubuhnya sendiri untuk duduk di sofa dekat kakeknya, kemudian mulai bermain game.

Sagara selalu suka bermain game di rumah sang kakek. Alasannya karena wifi rumah kakeknya sangatlah kencang. Berbeda dengan wifi di rumah atau apartemennya.

"Gimana gue mau ngasih nafkah batin kalau gue aja sibuk banget." Shayna beralasan. Lagipula tidak mungkin juga dia menjawab kalau dirinya belum siap melayani Sagara. Bisa-bisa, dia diceramahi sang kakek yang sudah menginginkan cicit.

Sagara tentu tidak percaya akal bulus Shayna. Tanpa melirik Shayna sedikitpun, dia membalas. "Sabtu minggu santai-santai aja malah nonton film tuh?"

"Refreshing, Mas Sagara!"

"Halah. Kalau emang udah niat ngasih nafkah batin sih gak ada alasan refreshing atau capek ya."

Merasa dongkol, Shayna tak terima. "Dan kalau emang niat jadi suami, pasti lo cari kerja!"

"Siapa yang niat jadi suami?!"

"Heh! Gue udah niat jadi—"

"Astaghfirullah! Berhenti! Cukup!" Kakek Dome pusing mendengar keributan yang ada antara kedua cucunya. Mereka sama-sama benar.

"Kakek manggil kalian itu bukan buat bertengkar. Lagian, kalian serius ribut di depan kakek kalian yang umurnya udah tujuh puluh tahun ini? Udah tua bangka dan bau tanah?! Kalau Kakek jantungan gimana?!"

"Kalau Kakek jantungan ya tinggal di kubur, Kek. Nanti habis itunya Sagara tanda tangan sebagai ahli waris." Sagara yang menjengkelkan membalas dengan santai.

Shayna sampai menganga tidak percaya mendengarnya. "Gue gak ikut-ikutan!" Shayna mengangkat tangannya, melangkah mundur. Dia tau ada yang akan terjadi setelah ini. Dan benar saja. Tak butuh waktu lama, Kakek Dome berdiri dan memukul Sagara.

Bugh!

"Aw! Sakit, Kek!"

"Rasakan itu, hah?! Badan kekar sepertimu kesakitan saat kupukul. Menjijikan sekali." Ejek nya.

"Saga cuman ngalah. Soalnya kalau Saga memukul Kakek balik, yang ada kakek mati di tempat!"

"Kamu nyumpahin Kakek mati hah?! Kayaknya seneng banget Kakek mati sampai daritadi bahas itu terus!" Kakek Dome yang tidak lagi bisa tenang mulai mengencangkan suaranya.

Shayna yang berada di antara mereka tentu tidak bisa membiarkan kakek dan cucu ini bertengkar. Dia mencoba untuk melerai.

"Kakek cukup! Saga gak serius tentang itu."

"Kakek hidup ataupun mati gak ada pengaruhnya sama Saga. Lagian yang Kakek sayang cuman Shayna!" Sentak Sagara.

"Astaghfirullah! CUKUP! SAGARA DIAM Dan KAKEK, BERHENTI MEMANCING SAGARA!" Hanya dengan satu teriakan yang dangat kencang, Sagara dan Kakek Dome langsung bungkam seketika.

Keduanya sama-sama diam tanoa suara, menutup pada ucapan Shayna.

Dari sini, sudah terlihat Shayna sangat berperan penting di antara keduanya. Segala macam pertengkaran antara kakek dan cucunya satu itu selalu terselesaikan oleh Shayna.

"Udah-udah… astaga, kalian ini kayak anak-anak aja. Di sini Shayna yang paling muda tapi justru kalian yang tua-tua yang berantem." Dia menuntun Kakek Dome untuk kembali di kursi.

Sedangkan Sagara? Wajahnya masih cemberut seperti anak lima tahun yang tidak dituruti saat meminta es krim.

"So, Kakek nyuruh Shayna sama Mas Saga ke sini buat apa?" Shayna menurunkan nada bicaranya selembut mungkin, bertanya pada kakeknya yang tampak sedang mengontrol emosi.

"Kakek mau ngasih kalian ini." Kakek Dome meraih sesuatu dari dalam saku bajunya. "Tiket bulan madu untuk kalian."

"Bulan madu?" Sagara menyahut.

"Hm. Bulan madu. Shayna, kamu Kakek kasih cuti satu minggu buat bulan madu sama Sagara." Kata Kakek Dome.

Shayna yang pada dasarnya selalu menurut tentu tidak bisa menolak. Dia pura-pura bahagia dan antusias. "Wah! Kemana Kek?"

"Alaska."

Wajah Shayna langsung memerah senang. "Alaska?! Aaaa! Shayna suka!"

"Sagara gimana? Dulu kamu juga katanya pengen ke Alaska." Kakek Dome menyinggung Sagara.

Sagara yang pada dasarnya cuek hanya iya-iya saja. "Saga tidak masalah. Asal dapat jatah, semua lancar."