"Jadi, apa jawabanmu, Sya?" Sekali lagi Al Fatih bertanya.
Dengan pelan, Shasya menjawab, " Aku ...."
Shasya tak melanjutkan ucapannya. Al Fatih menunggu dengan gelisah.
"Aku ... akan menunggu lamaranmu datang, Kak. Janji?!" ucap Shasya, akhirnya.
Al Fatih bernapas lega. Semula dia pikir, Shasya akan menolak sebab orang tuanya yang telah membuat gadis itu sakit hati. Senyum tersemat di bibir pemuda itu. Akhirnya, dia bisa pulang bersama gadis itu.
"Jadi, kita pulang sekarang?" tanya Al Fatih kemudian.
"Besok pagi aja. Aku mau menikmati keindahan kota ini sebelum pulang," pinta Shasya.
Al Fatih mengangguk pelan, lalu tersenyum.
"Akan saya antar ke mana pun kamu mau pergi," ucap pemuda itu, lembut.
Meleleh hati Shasya mendengar ucapan Al Fatih. Dengan cepat gadis itu mengangguk, penuh semangat.
Hari itu, menjadi hari paling indah bagi Shasya. Dan, di kota itu, akan dia ukir cerita, tentang awal kehidupannya.