Mobil memasuki area kampus, dan berhenti tepat di depan kafe. Mira dan yang lain memasuki kafe, sementara Laksmana memarkirkan mobil di tempat parkir khusus.
Kay melongo melihat penampilan Shasya. Celana kulot lebar, tunik, dan hijab? Kay menggelengkan kepalanya pelan, dan mengucek matanya.
"Bidadari dari mana ini, Mir? Cantik banget!" puji Kay, membuat mood Shasya tiba-tiba berubah menjadi baik.
Senyum tipis tercetak di bibirnya yang merah alami, tanpa polesan gincu, sama seperti bibir milik Ustadz Azzami.
Pagi itu, untuk pertama kalinya Shasya makan bersama keluarga. Dan mereka mengobrol, bercanda, bercerita apa saja. Itu sesuatu yang baru lagi bagi gadis itu.
Banyak hal baru yang gadis itu alami. Tiba-tiba saja Shasya merasa sedih. Dia ingin mami dan papinya juga berkumpul bersama mereka.
"Kalian mau ikut ke kampus atau mau di rumah aja?" tanya sang ustadz begitu selesai sarapan.
"Saya terserah Shasya aja," ucap Cindy sambil menoleh ke arah adik iparnya.
