Tak mudah bagi Bu Ayang untuk memutuskan. Dia merasa bingung, haruskah menerima, atau menolak permintaan Juragan Broto.
"Beri saya waktu untuk berpikir, Mas. Ini bukan masalah enteng," pinta Bu Ayang.
Pernikahan adalah masalah yang berat bagi Bu Ayang. Dia tidak bisa sembarangan memutuskan hanya berdasarkan rasa cinta semata. Menurutnya, pernikahan bukan hanya menyatukan dua hati dan raga, tetapi juga dua keluarga besar.
"Tentu, Ayang. Aku kasih kamu waktu untuk berpikir. Tak perlu buru-buru. Aku akan sabar menantimu sebagai duda," ujar Juragan Broto seraya mengulas senyum.
Dahi Bu Ayang berkerut. Duda?
"Aku, kan, udah menceraikan istriku, Yang. Jadi, aku duda, dong," lanjut Juragan Broto, seolah tahu apa yang wanita itu pikirkan.
Sang kepala sekolah manggut-manggut. Dia merasa bodoh dengan sikapnya sendiri. mengapa harus dipertanyakan?
"Berapa lama waktu yang kamu butuhkan, Yang?" tanya Juragan Broto lagi.