Juragan Broto melangkah dengan ringan. Di warung kopi tempatnya biasa menghabiskan hari, lelaki itu duduk melamun. Wajah Bu Ayang selalu terbayang. Saking larut dalam lamunan, juragan bahkan tidak mendengar pemilik warung berulang kali memanggilnya.
"Juragan ... Juragan mau pesen apa?" tanya pemilik warung, yang tidak diindahkan oleh Juragan Broto.
Pikirannya tertuju pada ketiga istrinya. Akankah dia meninggalkan mereka demi wanita bertubuh subur itu, atau membiarkan mereka berbagi cinta dengan satu lagi wanita.
Ah, juragan terlalu percaya diri. belum tentu juga Bu Ayang mau menerimanya kembali.
"Juragan, ini barang yang Juragan minta." Anak buah juragan datang membawakan sesuatu yang diminta. Barang yang akan dia berikan untuk Bu Ayang.