"Kamu ini gimana sih? Maunya kamu tuh apa, Hah?!" pekik Aryo.
"Prita, ayo kita keluar!" ajak Sania menarik paksa Prita keluar.
"Maaf Bapak hakim. Ayo!"
Setelah Prita dibawa Dinda dan Bunda Sania, akhirnya Aryo pun keluar dari ruang persidangan dengan menahan kesalnya. Ia pun menghela napas panjang.
"Kenapa sih Kakak membatalkan cerai Kakak? Bukannya Kakak benci sama Kak Aryo?" gerutu Dinda pada sang Kakak yang berdiri di sampingnya.
Prita hanya diam.
"Iya, Bunda juga jadi bingung kok kamu mau rujuk lagi sama si Aryo. Padahal kan kamu tadinya mau pisah. Bersikeras bercerai sama dia. Aduh, Prita, Prita," cecar Bunda Sania
Prita pun tersenyum sinis.
"Bunda mau tahu jawabannya?" celetuk Prita tersenyum sinis.
"Kamu tuh aneh deh. Bikin Bunda jadi nggak ngerti deh," sahut Sania.
"Bunda, ini hal yang Aryo tunggu-tunggu. Setelah hakim ketuk palu, dia pasti akan menikah dengan mantan kekasihnya. Dia pikir aku bodoh apa," pekik Prita.