"Apa kamu pantas disebut Ayah?"
"Apa kamu masih pantas menuntut hakmu sebagai seorang Ayah, Rafly?"
"Jawab!" hardik Zahra.
Rafly hanya bisa menunduk lemah. Kepalanya tak mampu ia tegakkan saat Zahra mencecarnya.
"Abimanyu sekarang ada di kampung sama ibu dan Mbak Mayang. Jika sekadar bertemu, aku nggak melarangnya. Namun, jangan pernah kalian bermimpi bisa membawa Abimanyu tinggal bersama," tegas Zahra.
Zahra pun tegas melarangnya. Ia bukanlah Zahra yang dulu. Zahra yang mudah sekali ditipunya cukup dengan kata-kata manis.
"Ma-s, kamu gimana sih? Kamu kan Ayahnya. Jadi kamu berhak membawa anakmu," pekik Citra.
"Sudah cukup. Kita pulang sekarang."
Rafly pun memutuskan pergi. Dia tak ingin menambah pertengkaran dengan mantan istrinya itu. Rafly memilih berdamai dengan Zahra dan berharap hatinya akan luluh dengan berjalannya waktu.
"Ma-s ...." Rafly pun menarik paksa Citra.
------
Di rumah orang tua Rafly