Tubuh Amira seketika lemas. Hatinya pun remuk redam. Amira tak menyangka jika akhir dari kisah cintanya bersama Bryan harus berakhir tragis seperti ini. Bryan membawa serta cintanya dan juga luka hatinya.
Amira pun tak lagi perduli dengan panggilan telepon Zahra yang khawatir dengan kondisi Amira.
Inikah balasan atas perselingkuhannya bersama Bryan? Mungkinkah ini karma karena ia telah membuat hati anak-anaknya sakit, terutama Radit.
Radit, maafin Mami ....
Saat kondisinya sudah memungkinkan untuk pergi, ia pun bergegas membawa mobilnya menuju bandara untuk mencari berbagai informasi tentang kondisi Bryan. Bagaimanapun, di Indonesia hanya Amiralah satu-satunya sanak famili yang bisa mengurus pemakamannya nanti.
"Bagaimana aku harus menyampaikan berita duka ini pada keluarganya di Amerika?" kata Amira dalam hatinya.