Hari itu Raka benar-benar dipermalukan oleh keputusan Tuan Fred. Belum puas mempermalukan Raka, Papinya itu meminta semua fasilitas yang diberikannya. Termasuk mobil yang digunakannya saat mendatangi kantor Tuan Fred.
"Ini, Pi. Aku nggak menyangka Papi bisa sekejam ini sama aku," pungkas Raka.
"Kamu bilang Papi kejam? Lantas, apa yang kamu lakukan pada istri dan anakmu itu, apa namanya?" gertak Tuan Fred.
"Uncle, boleh saya antarkan Mas Raka?" ucap Saddam.
"Tidak perlu! Biarkan Raka menjalani keputusan yang sudah diambilnya," tegas Tuan Fred.
Raka dengan penuh amarah berjalan kaki meninggalkan area gedung perkantoran mewah itu. Tuan Fred menatap kepedihan putra sulungnya itu penuh haru.
"Maafkan Papi, Raka. Semua Papi lakukan demi anak-anak kamu. Demi masa depan mereka ...." batin Tuan Fred.
------
"Sialan!" gerutu Raka sesampainya di rumahnya. Ia bahkan membanting pintu dengan kasar.
"Mas, ada apa?" tanya Vanya.
"Aku dipecat!" gertak Raka.